TAFSIR TAHLILI
ALI-IMRAN ( 190 - 200 )
Ayat dan Terjemah :
إِنَّ
فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ
لِّأُولِى الْأَلْبَابِ ۙ١٩٠
190.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
Penafsiran Ali Imran ( 190 ) :
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 190 ini
Allah SWT Memberitakan bahwa di seluruh Alam semesta ini banyak sekali yang
dapat dijadikan sebuah pelajaran untuk orang yang berakal yaitu Manusia.
Sebagai Tanda kebesaran dan adanya Tuhan yang maha esa yaitu Allah SWT. Juga
sebagai Tanda betapa maha agungnya Zat
yang telah menciptakan seluruh Alam semesta.
Ayat diatas memberikan Contoh betapa
kuasanya Allah Swt dengan menyeru manusia untuk berpikir bagaimana penciptaan
langit . Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Allah swt Menciptakan 7 langit berdiri dengan kokohny tanpa adany
tiang penyanggah yang berfungsi sebagai Atap untuk Bumi dengan Hiasan-hiasan
yang begitu indah dengan tanpa Retak sedikitpun yang tidak ada Golongan apapun
baik jin dan Manusia yang dapat menembus Penjuru Langit dan Bumi kecuali dengan
Kekuatan Allah . Sebagaimana di dalam surat ( An-naba ayat : 12, Al-Mukminun
Ayat : 17, Qaf ayat : 6, Al-Anbiya ayat : 32, Ar-Rahman ayat : 33, Al-Baqarah
ayat : 22 )
Dan Sebagaimana dengan ayat diatas
penafsir tidak percaya dengan adanya Golongan baik jin dan Manusia yang telah
menembus langit yang telah pergi keluar Angkasa. ayat diatas menjelaskan betapa
kokohnya langit yang telah Allah ciptakan, disini menunjukan Betapa Kuasanya
Allah swt dan lemahny manusia dan Jin untuk menembus Langit saja tidak bisa.
Ayat diatas juga memberikan contoh
betapa kuasanya Allah swt dengan Menyeru makhluk yang berakal untuk berpikir
bagaimana penciptaan Bumi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Allah telah
Menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal nya Manusia dan Makhluk lain. Dengan
dijadikanya Manusia sebagai Khalifah dibumi ini. Dengan didalamnya kita
mendapatkan makanan-makanan dengan beragai macam tumbuhan dan Binatang
Ayat dan Terjemah :
اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا
وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ
وَالْأَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ ١٩١
191.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهٗۗ
وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ أَنْصَارٍ ١٩٢
192.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Engkau
telah menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim.
Penafsiran Ali Imran ( 191-192 ) :
Dalam
ayat ini dijelaskan bahwa mengingat Allah bukan hanya dalam sholat namun ketika
kita melihat kuasa Allah SWT, merasakan nikmat yang begitu besar hal ini
diperjelas dengan mengingat Allah SWT dalam keadaan duduk atau berbaring, yang dimaksud
dalam keadaan sehat ataupun sakit. Sebagaimana didalam surat Ar-ra’d 28 dan Al-
anbiya 30
(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Yang
dirasakan adalah maka hati akan menjadi tentram, mentadabburi alam juga
termasuk mengingat betapa besar kuasa Allah SWT.
Dan apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Sesungguhnya nereka adalah tempat
sburuk-buruknya kembali barang siapa yang melakukan maksiat maka mohon ampun
lah kepada Allah, dalam ayat ini diperjelas orang yang masuk neraka adalah
seorang yang hina.bahkan gambaran neraka dalam Al-Qur’an sangatlah mengerikan
hal ini menjadi peringatan terhadap kita agar tidak bermaksiat kepada Allah
SWT.
Allah ta’ala berfirman didalam surah
Al- hajj ayat 20, Surah Al- hajj ayat 22, dan Surah Muhammad ayat 15
20. dengan air itu dihancur luluhkan
segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).
22. Setiap kali mereka hendak ke
luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke
dalamnya. (kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar
ini".
15. sama dengan orang yang kekal
dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong
ususnya?
Ayat dan Terjemah :
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُّنَادِيْ
لِلْإِيْمَانِ أَنْ
اٰمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَاٰمَنَّاۖ
رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا
وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا
وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ ۚ١٩٣
193.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman,
(yaitu), "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu," maka kami pun beriman. Ya
Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuslah kesalahan-kesalahan kami, dan
matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا
تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ١٩٤
194.
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui
rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh,
Engkau tidak pernah mengingkari janji."
Penafsiran Ali Imran ( 193-194 ) :
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa umat muslim
dapat mengaplikasikan keimanan mereka dengan melakukan segala perntah Allah SWT
dan menjauhi larangan – Nya, hal ini di perjelas apabila umat muslim berbuat
maksiat maka segeralah memohon ampunan-Nya, oleh karena itu umat muslim di
anjurkan untuk beristigfar dan berdoa serta memohon ampunan.
Jika seseorang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong
(lagi). bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya
Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan
Menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati
Allah untuk mengampuni dosa mereka. Dalam ayat ini dijelaskan Allah maha
menepati janji, dan sebagai dalil bagi umat muslim untuk selalu senantiasa
berdoa kepada Allah SWT. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat
dari Tuhanku, Maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya
hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".
Seharusnya manusia tahu, Sesungguhnya janji Allah adalah
benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan
sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang
Allah.
Dan apabila Manusia bertanya tentang tuhanya , Maka (jawablah), bahwasanya
Allah adalah dekat. Allah mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Ayat dan Terjemah :
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّيْ لَا أُضِيْعُ عَمَلَ
عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثٰىۚ بَعْضُكُمْ مِّنْ
بَعْضٍۚ فَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَأُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ
وَأُوْذُوْا فِيْ
سَبِيْلِيْ وَقٰتَلُوْا وَقُتِلُوْا
لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ
وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ
مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُۚ
ثَوَابًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ
وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الثَّوَابِ ١٩٥
195.
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman),
"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara
kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan)
dari sebagian yang lain.- Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh,
pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam
surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah.
Dan di sisi Allah ada pahala yang baik."
Penafsiran Ali Imran ( 195) :
Semua manusia baik laki-laki maupun perempuan
jika mereka berbuat baik maka semuanya akan mendapatkan pahala secara sempurna.
Adam Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka
demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan.
Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain
tentang penilaian iman dan amalnya.
Seluruh manusia adalah keluarga karena kita
semua bersumber kepada satu Manusia yakni nabi Adam AS. Dan bagi orang-orang
yang beriman, berhijrah, meninggalkan segala yang mereka cintai seperti tempat
tinggal dan harta demi mencari ridha Allah serta berjihad di jalan-Nya maka,
Allah akan masukan mereka semua kedalam surganya. Berupa surga yang belum
pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah
terlintas di hati manusia. Oleh karena itu, barang siapa yang menginginkannya,
maka mintalah kepada Allah dengan mentaati-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya
semampunya.
Ayat dan Terjemah :
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِى
الْبِلَادِ ۗ١٩٦
196.
Jangan sekali-kali kamu terperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang
bergerak) di seluruh negeri.
مَتَاعٌ
قَلِيْلٌۗ ثُمَّ مَأْوٰهُمْ جَهَنَّمُۗ وَبِئْسَ الْمِهَادُ ١٩٧
197.
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka
Jahanam. (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal.
لٰكِنِ
الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ
خٰلِدِيْنَ فِيْهَا نُزُلًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ وَمَا
عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ لِّلْأَبْرَارِ ١٩٨
198.
Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapatkan
surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya
sebagai karunia dari Allah. Dan apa yang di sisi Allah lebih baik bagi
orang-orang yang berbakti.
Penafsiran Ali Imran ( 196-198 ) :
Maksud ayat ini adalah menghibur kaum mukmin
agar tidak terpedaya oleh kesenangan dunia yang diperoleh orang-orang kafir dan
bebasnya mereka bergerak di seluruh negeri melakukan berbagai perdagangan,
lancarnya usaha mereka, hidup dengan Teknologi bagus, dapat bersenang-senang
dan menikmati berbagai kesenangan. Semua ini sebagaimana disebutkan pada ayat
selanjutnya adalah kesenangan sementara, mereka hanya menikmati sebentar dan
akan dilanjutkan dengan azab yang lama.
Kalau pun orang-orang mukmin di dunia ini
ditaqdirkan mengalami kesengsaraan, kesusahan dan kesulitan, namun jika
dibandingkan dengan kenikmatan surga yang kekal, maka kesusahan itu sangat
ringan sekali. Dunia memang menjadi surga bagi orang kafir, namun surga mereka
(dunia ini) adalah surga yang sementara, terbatas dan tidak sempurna. Di dunia
ada hidup dan ada mati, ada senang dan ada sedih, ada masa muda dan ada masa
tua, ada sehat dan ada sakit serta keterbatasan lainnya.
Inilah balasan dari Allah kepada orang yang
bertaqwa sebagai penghargaan dari Allah .disamping tempat tinggal beserta
perlengkapan-perlengkapannya itu, adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi
yang dinikmati orang-orang kafir itu.
Ayat dan Terjemah :
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ
وَمَا أُنْزِلَ
إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ
خٰشِعِيْنَ لِلّٰهِۙ لَا
يَشْتَرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ
ثَمَنًا قَلِيْلًاۗ أُولٰئِكَ لَهُمْ
أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ إِنَّ
اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ١٩٩
199.
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada
apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena
mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat
Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sungguh,
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا
وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ؑ٢٠٠
200.
Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung.
Penafsiran Ali Imran ( 199-200 ) :
Ayat
diatas menjelaskan bahwa sebagian Ahli Kitab ada yang beriman kepada
Allah swt dan meyakini akan benarnya Al-Qur’an ataupun kitab yang diturunkan
kepada Yaitu Taurat dan Injil. Inilah iman yang bermanfaat, yakni mengimani
semua rasul dan semua kitab seperti tentang diutusnya Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam.. Adapun jika hanya beriman kepada sebagian rasul atau
sebagian kitab, maka iman tersebut tidak bermanfaat. Mereka inilah Ahli Kitab
dan ahli ilmu yang sesungguhnya, di mana hanya orang-orang yang berilmu sajalah
yang takut kepada Allah. Kepada mereka diberikan rasa takut kepada Allah,
tunduk kepada keagungan-Nya yang menjadikan mereka mengerjakan perintah dan
menjauhi larangan serta berjalan di atas batasan-Nya. Di antara sempurnanya
rasa takut mereka adalah mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga
yang murah.
Harga yang murah itu adalah dunia, dengan
menyembunyikan ayat itu karena mengkhawatirkan kedudukannya di tengah-tengah
kaumnya seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi. Mereka tidak mengedepankan
dunia di atas agama, mereka mengetahui bahwa kerugian yang sesungguhnya adalah
ketika lebih ridha dengan kehinaan daripada kemuliaan, meengedepankan
kepentingan pribadi dan meninggalkan kebenaran yang merupakan kemenangan di
dunia dan di akhirat.
Para Ahli Kitab itu Seperti Abdullah bin Salam
dan Raja Najasyi. Abu Bakar Al Bazzar
meriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
menyalatkan raja Najasyi ketika diberitakan bahwa ia telah wafat, lalu ada yang
mengatakan, "Wahai Rasulullah, apakah Engkau akan menyalatkan seorang
budak Habasyah?" Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat, "Wa inna
min ahlil kitaab…dst." (Hadits ini memiliki banyak jalur yang
menjadikannya shahih). Mereka mendapatkan pahala dua kali karena beriman kepada
Taurat, Injil dan Al Qur'an (lihat Al Qashash: 54).
Dalam ayat ini, Allah mendorong kaum mukmin
kepada sesuatu yang menyampaikan mereka kepada keberuntungan, yaitu sabar dari
sikap menahan diri memikul hal yang tidak mengenakkan. Mereka tetap di atas
ketaatan, ketika tertimpa musibah dan dalam menjauhi maksiat. Dalam semua
keadaan Apapun maka tetaplah kita bertakwa kepada Allah swt.
Agar
kita Mendapatkan surga dan terhindar dari neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar