Rabu, 02 Mei 2018

TAFSIR TAHLILI Q.S ANNISA ( 45 – 48 )


TAFSIR TAHLILI
Q.S ANNISA ( 45 – 48 )
Ayat dan Terjemah :
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ  وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ نَصِيرًا ﴿النساء:٤٥﴾
“Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).”
Penafsiran An Nisa  ( 45 ) :
Ayat 45 menjelaskan, kaum muslimin  harus berhati-hati terhadap musuh yang  selalu ingin menyesatkan dan mencelakai  mereka. Allah mengetahui hakikat mereka. Sebab itu, jadikanlah Allah Pelindung dan Penolong agar terhindar dari tipu  daya mereka.
Jika sudah begitu meskipun musuh-musuhmu berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan kamu, namun karena Allah pelindung dan penolong orang-orang mukmin, maka tenanglah! Allah akan menolong kamu terhadap musuh-musuhmu, menerangkan sesuatu yang perlu diwaspadai dari mereka dan membantu kamu melawan musuh-musuhmu.

Ayat dan Terjemah :
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ  وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا  ﴿النساء:٤٦﴾
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): “Raa´ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”
Penafsiran An Nisa  ( 46 ) :
Ayat 46 menjelaskan, Di ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan contoh kesesatan mereka dan bersikerasnya mereka di atas kesesatan dan pengutamaan mereka terhadap yang batil . sebagian Yahudi  menyimpangkan wahyu dari tujuannya,  mereka berkata: kami dengar namun kami  menolaknya. Mereka berkata buruk untuk  mencela agama. Allah laknat mereka sehingga hanya sedikit yang masuk Islam.
Mereka orang yahudi adalah orang yang suka mengubah lafaz, arti kata-kata atau mengubah kedua-duanya, atau mengubah tempat, menambah atau mengurangi dsb. Contoh ayat yang mereka ubah adalah tentang sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seperti inilah keadaan mereka dalam hal ilmu; mereka merubah hakikat yang sebenarnya dan menjadikan yang hak sebagai batil, oleh karenanya mereka sesungguhnya menolak yang hak. Sedangkan keadaan mereka dalam hal amal adalah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas, mereka mengatakan, "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya". Lebih dari itu, mereka berani berkata buruk di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan jauh dari adab seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.
Seperti memakai kata Ru'uunah dengan digumam seakan-akan menyebut Raa'ina, padahal yang mereka katakan ialah Ru'uunah yang berarti kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Inilah sebabnya, Allah menyuruh agar para sahabat Beliau menukar perkataan Raa'ina dengan kata "Unzhurna" yang juga sama artinya dengan Raa'ina.
“Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka itu lebih adil. Karena dalam kalimat tersebut terdapat adab bicara yang baik, terlebih di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta taat kepada Allah, bersikap baik dalam menuntut ilmu, dan Beliau juga tentu akan memperhatikan mereka dan mendengarkan pertanyaan mereka. Akan tetapi, karena tabi'at mereka yang buruk, mereka berpaling dari saran itu, maka Allah menjauhkan mereka dari rahmat-Nya karena kekafiran dan sikap keras mereka.

Ayat dan Terjemah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَىٰ أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ  وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا  ﴿النساء:٤٧﴾
“Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.”
Penafsiran An Nisa  ( 47 ) :
Ayat 47 menghimbau Ahli Kitab agar  mengimani Al-Qur’an karena kitab-kitab Allah antara yang satu dengan yang lainnya saling membenarkan, maka jika mereka menolak (tidak beriman) kepada salah satunya, seperti tidak beriman kepada Al Qur'an, sesungguhnya mereka sama saja tidak beriman kepada semua kitab Allah. Pada ayat ini juga terdapat dorongan bagi mereka, yakni sepatutnya mereka lebih dulu beriman kepada Al Qur'an sebelum yang lainnya karena ilmu yang telah diberikan Allah kepada mereka. Oleh karena itu, Allah mengancam dengan menghapus wajah mereka, jika tetap tidak beriman.
Sebelum Allah  hukum dengan mengubah wajah Maksudnya ialah mengubah muka menjadi polos (tidak ada mata dan hidung) seperti bagian belakang kepala mereka. Hal ini merupakan balasan terhadap amal yang mereka kerjakan. Karena mereka telah meninggalkan kebenaran dan mengutamakan kebatilan serta memutarbalikkan fakta, yang batil menjadi hak dan yang hak menjadi batil, maka mereka diberi balasan dengan dihapuskan wajah mereka sebagaimana mereka telah menghapus kebenaran.
Atau pun diayat itu menjelaskan melaknat mereka seperti melaknat mereka yang melaggar pada hari Sabtu yaitu Menjadi kera. Keputusan-Nya Allah ini tidak ada yang  mampu melawannya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia." (Q.S. Yaasiin: 82)

Ayat dan Terjemah :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ  وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا  ﴿النساء:٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
Penafsiran An Nisa  ( 48 ) :
Ayat 48 menjelaskan, Allah tidak  mengampuni dosa syirik yang terbawa  mati. Sedangkan dosa yang lain bisa saja  Allah ampuni bagi orang dikehendakiNya. Yakni dengan memasukkannya ke surga tanpa azab, atau jika Dia menghendaki, maka Dia mengazab pelaku maksiat di bawah syirk (yakni orang mukmin yang berbuat maksiat) karena dosa-dosanya kemudian Dia masukkan ke dalam surga. Dosa-dosa yang berada di bawah syirk telah Allah adakan sebab-sebab yang menghapusnya, contoh: tobatnya, istighfarnya, amal salehnya, musibah yang menimpanya di dunia, azab di alam barzakh atau di hari kiamat, peristiwa dahsyat di hari kiamat, dan dengan doa kaum mukmin antara yang satu dengan lainnya, syafaat dari orang-orang yang diberi izin memberi syafaat dan dengan rahmat (kasih sayang) Allah Ta'ala yang diberikan-Nya kepada orang yang beriman dan bertauhid. Berbeda dengan syirk, di mana pelakunya telah menutup pintu ampunan dan rahmat bagi dirinya, oleh karenanya amal baiknya tidaklah bermanfaat, demikian juga musibah yang menimpanya, dan pada hari kiamat mereka tidak memperoleh syafaat
            Syirik itu dosa paling besar disisi Allah swt . Hal itu, karena di dalam syirk, pelakunya menyamakan antara makhluk yang lemah dari berbagai sisi dan memiliki kekurangan dengan Al Khaaliq yang Maha Sempurna dari berbagai sisi, Yang Maha Kaya tidak memerlukan makhluk-Nya, di mana tidak ada satu pun kenikmatan yang diterima makhluk kecuali berasal dari-Nya. Namun demikian, ayat ini tertuju kepada pelaku syirk yang tidak bertobat, adapun jika ia bertobat, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengampuni syirk dan dosa-dosa di bawahnya sebagaimana firman Allah:
Katakanlah: "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Terj. Az Zumar: 53)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar