TAFSIR TAHLILI
Q.S ANNISA ( 45 – 48 )
Ayat dan Terjemah :
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ
وَلِيًّا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ نَصِيرًا ﴿النساء:٤٥﴾
“Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu)
tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan
cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).”
Penafsiran An Nisa ( 45 ) :
Ayat 45 menjelaskan, kaum muslimin harus berhati-hati
terhadap musuh yang selalu ingin menyesatkan dan mencelakai mereka.
Allah mengetahui hakikat mereka. Sebab itu, jadikanlah Allah Pelindung dan
Penolong agar terhindar dari tipu daya mereka.
Jika sudah begitu meskipun musuh-musuhmu berusaha sekuat tenaga
untuk menyesatkan kamu, namun karena Allah pelindung dan penolong orang-orang
mukmin, maka tenanglah! Allah akan menolong kamu terhadap musuh-musuhmu,
menerangkan sesuatu yang perlu diwaspadai dari mereka dan membantu kamu melawan
musuh-musuhmu.
Ayat dan Terjemah :
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ
مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ
وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ
أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا
لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ
إِلَّا قَلِيلًا ﴿النساء:٤٦﴾
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah
perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami
tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu
sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): “Raa´ina”, dengan
memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami
mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu
lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka,
karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”
Penafsiran An Nisa ( 46 ) :
Ayat 46 menjelaskan, Di ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala
menyebutkan contoh kesesatan mereka dan bersikerasnya mereka di atas kesesatan
dan pengutamaan mereka terhadap yang batil . sebagian Yahudi
menyimpangkan wahyu dari tujuannya, mereka berkata: kami dengar
namun kami menolaknya. Mereka berkata buruk untuk mencela agama.
Allah laknat mereka sehingga hanya sedikit yang masuk Islam.
Mereka orang yahudi adalah orang yang suka mengubah lafaz, arti
kata-kata atau mengubah kedua-duanya, atau mengubah tempat, menambah atau
mengurangi dsb. Contoh ayat yang mereka ubah adalah tentang sifat-sifat Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seperti inilah keadaan mereka dalam hal
ilmu; mereka merubah hakikat yang sebenarnya dan menjadikan yang hak sebagai
batil, oleh karenanya mereka sesungguhnya menolak yang hak. Sedangkan keadaan
mereka dalam hal amal adalah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas,
mereka mengatakan, "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau
menurutinya". Lebih dari itu, mereka berani berkata buruk di hadapan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan jauh dari adab seperti yang
disebutkan dalam ayat di atas.
Seperti memakai kata Ru'uunah dengan digumam seakan-akan menyebut
Raa'ina, padahal yang mereka katakan ialah Ru'uunah yang berarti kebodohan yang
sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Inilah sebabnya, Allah menyuruh agar
para sahabat Beliau menukar perkataan Raa'ina dengan kata "Unzhurna"
yang juga sama artinya dengan Raa'ina.
“Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah
kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka itu lebih adil. Karena dalam kalimat
tersebut terdapat adab bicara yang baik, terlebih di hadapan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam serta taat kepada Allah, bersikap baik dalam
menuntut ilmu, dan Beliau juga tentu akan memperhatikan mereka dan mendengarkan
pertanyaan mereka. Akan tetapi, karena tabi'at mereka yang buruk, mereka
berpaling dari saran itu, maka Allah menjauhkan mereka dari rahmat-Nya karena
kekafiran dan sikap keras mereka.
Ayat dan Terjemah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا
نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا
فَنَرُدَّهَا عَلَىٰ أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ
السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا ﴿النساء:٤٧﴾
“Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab,
berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan
Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke
belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang
(yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.”
Penafsiran An Nisa ( 47 ) :
Ayat 47 menghimbau Ahli Kitab agar mengimani Al-Qur’an
karena kitab-kitab Allah antara yang satu dengan yang lainnya saling
membenarkan, maka jika mereka menolak (tidak beriman) kepada salah satunya,
seperti tidak beriman kepada Al Qur'an, sesungguhnya mereka sama saja tidak
beriman kepada semua kitab Allah. Pada ayat ini juga terdapat dorongan bagi
mereka, yakni sepatutnya mereka lebih dulu beriman kepada Al Qur'an sebelum
yang lainnya karena ilmu yang telah diberikan Allah kepada mereka. Oleh karena
itu, Allah mengancam dengan menghapus wajah mereka, jika tetap tidak beriman.
Sebelum Allah hukum dengan mengubah wajah Maksudnya ialah
mengubah muka menjadi polos (tidak ada mata dan hidung) seperti bagian belakang
kepala mereka. Hal ini merupakan balasan terhadap amal yang mereka kerjakan.
Karena mereka telah meninggalkan kebenaran dan mengutamakan kebatilan serta
memutarbalikkan fakta, yang batil menjadi hak dan yang hak menjadi batil, maka
mereka diberi balasan dengan dihapuskan wajah mereka sebagaimana mereka telah
menghapus kebenaran.
Atau pun diayat itu menjelaskan melaknat mereka seperti
melaknat mereka yang melaggar pada hari Sabtu yaitu Menjadi kera. Keputusan-Nya
Allah ini tidak ada yang mampu melawannya. Sebagaimana firman Allah
Ta'ala,
"Sesungguhnya keadaan-Nya
apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya,
"Jadilah!" Maka terjadilah ia." (Q.S.
Yaasiin: 82)
Ayat dan Terjemah :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا
دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ
إِثْمًا عَظِيمًا ﴿النساء:٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
Penafsiran An Nisa ( 48 ) :
Ayat 48 menjelaskan, Allah tidak mengampuni dosa syirik yang
terbawa mati. Sedangkan dosa yang lain bisa saja Allah ampuni bagi
orang dikehendakiNya. Yakni dengan memasukkannya ke surga tanpa azab, atau jika
Dia menghendaki, maka Dia mengazab pelaku maksiat di bawah syirk (yakni orang
mukmin yang berbuat maksiat) karena dosa-dosanya kemudian Dia masukkan ke dalam
surga. Dosa-dosa yang berada di bawah syirk telah Allah adakan sebab-sebab yang
menghapusnya, contoh: tobatnya, istighfarnya, amal salehnya, musibah yang
menimpanya di dunia, azab di alam barzakh atau di hari kiamat, peristiwa
dahsyat di hari kiamat, dan dengan doa kaum mukmin antara yang satu dengan
lainnya, syafaat dari orang-orang yang diberi izin memberi syafaat dan dengan
rahmat (kasih sayang) Allah Ta'ala yang diberikan-Nya kepada orang yang beriman
dan bertauhid. Berbeda dengan syirk, di mana pelakunya telah menutup pintu ampunan
dan rahmat bagi dirinya, oleh karenanya amal baiknya tidaklah bermanfaat,
demikian juga musibah yang menimpanya, dan pada hari kiamat mereka tidak
memperoleh syafaat
Syirik itu dosa paling besar disisi Allah swt . Hal itu,
karena di dalam syirk, pelakunya menyamakan antara makhluk yang lemah dari
berbagai sisi dan memiliki kekurangan dengan Al Khaaliq yang Maha Sempurna dari
berbagai sisi, Yang Maha Kaya tidak memerlukan makhluk-Nya, di mana tidak ada
satu pun kenikmatan yang diterima makhluk kecuali berasal dari-Nya. Namun
demikian, ayat ini tertuju kepada pelaku syirk yang tidak bertobat, adapun jika
ia bertobat, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengampuni syirk dan dosa-dosa di
bawahnya sebagaimana firman Allah:
Katakanlah: "Wahai
hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Terj. Az Zumar: 53)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar